Mencegah Resiko Sakit Gigi Pada Anak Anak
Mencegah Resiko Sakit Gigi Pada Anak Anak

Mencegah Resiko Sakit Gigi Pada Anak Anak

Mencegah resiko sakit gigi-  dengan Pola hidup bersih dan sehat harus diajarkan dan diterapkan sejak dini. Seperti mengajari anak-anak untuk mandi secara teratur, mereka juga menyikat gigi.

Kebersihan gigi sendiri harus dijaga karena anak memiliki gigi susu. Saat gigi bayi sehat, rongga mulut akan terlindungi dari bakteri dan kuman berlebih.

Ketika gigi susu tidak dalam kondisi baik dan menjadi tempat berkembang biaknya kuman, gigi dewasa yang sedang tumbuh akan rentan terhadap serangan kuman dan kuman.

Untuk Mencegah resiko sakit gigi pada anak anak sejak dini, biasakan anak untuk menjaga kebersihan giginya secara rutin. Selain itu, hindari kebiasaan buruk anak yang dapat merusak gigi kecilnya.

Berikut ini kebiasaan buruk anak yang harus dihentikan hingga dewasa :

1. Mengisap jempol

Mengisap jempol adalah kebiasaan yang berkembang sejak kecil. Padahal, menurut penelitian, kebiasaan ini terjadi saat bayi masih dalam kandungan ibu.

BACA JUGA :   Obesitas Pengaruhi Respons Imun, Kurangi Efektivitas Vaksin Covid-19

The Times of India melaporkan bahwa kebiasaan mengisap jempol bisa menenangkan anak. Namun sayangnya, jika kebiasaan ini berlanjut hingga anak lebih besar, hisapan ibu jari dapat merusak struktur rahang dan gigi yang ada.

Saat mengisap ibu jari, lidah menekan gigi depan saat anak menelan air liurnya. Hal ini dapat membuat pembentukan gigi depan tidak dapat tumbuh secara akurat.

Oleh karena itu, orang tua harus segera menghentikan kebiasaan buruk anaknya. Tarik ibu jari dan tangan mereka segera ketika mereka mulai mengisap ibu jari mereka.

2. Menggigit kuku

Bayi terkadang suka menggigit kukunya, baik menjelang tidur maupun di tengah waktu bermain. Kebiasaan ini selain merusak kuku, juga bisa merusak gigi.

Gigi bisa rapuh dan mudah retak akibat tergigit kuku yang bertekstur keras. Selain itu, kebiasaan menggigit kuku juga dapat menyebabkan cedera gusi.

Saat kuku robek dan meninggalkan ujung yang tajam, area ini dapat bergesekan dengan gusi dan melukai gusi. Bahaya terakhir adalah penularan kuman dari kuku ke rongga mulut.

BACA JUGA :   Jenis Lebah Penghasil Madu yang Wajib Anda Ketahui

Kuku selalu terkena banyak bakteri karena tangan terbiasa memegang barang yang berbeda. Nah bakteri ini akan dengan mudah masuk ke rongga mulut melalui kebiasaan buruk ini.

3. Menggertakkan gigi

Menggertakkan gigi biasanya terjadi saat anak tertidur dengan cepat. Kebiasaan ini bisa disebabkan oleh banyak hal. Mulai dari gigi yang tidak tumbuh dengan baik, faktor genetik, masalah gusi, dan masih banyak lagi.

Menggertakkan gigi saat tidur dapat lebih merusak gigi yang tumbuh tidak normal. Jadi ketika Anda menemukan anak Anda memiliki kebiasaan ini, segeralah pergi ke dokter gigi anak untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

4. Anda tidak ingin menyikat gigi

Banyak anak menolak untuk menyikat gigi sebelum mandi dan sebelum tidur. Jika anak Anda memiliki kebiasaan ini, coba perhatikan apa yang menyebabkan dia menolak untuk menyikat gigi.

BACA JUGA :   Makanan Yang Baik Untuk Dimakan Sebelum Tidur

Sikat yang ada bisa memiliki bulu lembut yang melukai gusinya, atau pasta giginya berbau terlalu kuat atau dia tidak suka baunya.

Mencegah resiko sakit gigi pada anak anak anda bisa mengubah kebiasaan ini dengan mengajak si kecil membelikan sikat gigi dan pasta gigi yang cocok untuknya.

5. Sikat gigi Anda dengan penuh semangat

Di sisi lain, jika seorang anak ingin menyikat gigi secara teratur tetapi sangat bersemangat untuk menyikat gigi, ini juga merupakan kebiasaan buruk yang harus segera dihentikan.

Menyikat gigi dengan keras selama dua menit dapat menghilangkan plak dan mengusir bakteri. Namun menyikat gigi dengan kekuatan berlebihan dalam waktu lama dapat merusak email dan membuat gigi dan gusi menjadi sensitif.

Selain itu, proses menyikat gigi yang terlalu keras juga dapat menyebabkan risiko cedera gusi tempat tumbuhnya gigi. Bila ternyata anak Anda memiliki salah satu kebiasaan buruk yang disebutkan di atas, segera atasi dan hentikan.

Jika Anda tidak bisa menghentikan kebiasaan ini dengan cara Anda sendiri, segera konsultasikan ke pihak medis untuk mendapatkan saran dan pengobatan yang paling tepat.