Industri Pengolahan Kayu Dan Mebel – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendukung sektor industri untuk dapat menjalankan aktivitas dengan tetap menjaga protokol kesehatan yang ketat dan disiplin di tengah pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Keputusan ini untuk menjaga produktivitas industri agar dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor, namun agar tidak ada klaster penyebaran Covid-19 di lingkungan pabrik.
Kemajuan industri pengolahan kayu dan mebel tetap bagus selama periode PPKM untuk mewujudkan hal tersebut, Kementerian Perindustrian telah menerbitkan Surat Edaran Menteri Perindustrian (SE Menperin) Nomor 3 Tahun 2021 tentang Izin Operasi dan Mobilitas Kegiatan Industri selama masa darurat kesehatan masyarakat Covid-19.
Kami melihat pabrik-pabrik sudah menjalankan aturan yang direkomendasikan pemerintah, termasuk melengkapinya dengan Aplikasi Inspeksi PeduliLindung yang selama ini beroperasi,” kata Pj Dirjen Agroindustri Kementerian Perindustrian Putu Jolly Ardika.
Apalagi, Kementerian Perindustrian sedang melakukan eksperimen untuk menerapkan protokol kesehatan di sektor-sektor esensial, terutama yang berorientasi ekspor, domestik, dan padat karya.
Pelaksanaan percontohan ini berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 2021 tentang Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Tingkat 4, 3 dan 2 (PPKM) di wilayah Jawa dan Bali.
Perusahaan industri ikut serta dalam percobaan dengan bekerja dengan kapasitas 100% karyawan yang dibagi minimal dua shift.
Saat meninjau industri pengolahan kayu dan mebel di Tangerang, Selasa (24/8), Bhutto melihat perusahaan-perusahaan tersebut telah menerapkan pembagian jam kerja menjadi beberapa shift agar tidak terjadi keramaian di area pabrik.
Contohnya tercermin pada PT. Sumber Graha Sejahtera, Balaraja, Tangerang dan Banten. “Penataan shift kerja sangat baik, kemudian didukung juga dengan areal pabrik yang sangat luas namun jumlah pekerjanya tidak banyak, sehingga ada ruang untuk tidak saling berdekatan,” kata Bhutto dalam siaran persnya. Dari Humas Kementerian Perindustrian di Jakarta.
Dengan menerapkan protokol sanitasi yang baik di lingkungan pabrik, karyawan di PT. Tingkat infeksi virus Covid-19 Graha Sejahtera sangat kecil, kurang dari 3%. Dan Pj.
General Manager Agro Company melanjutkan, “Berdasarkan laporan yang diterima dari perusahaan, dari 700 pekerja, hanya 20 orang yang terinfeksi virus Corona.”
PT juga telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat selama masa pandemi Covid-19. Gema Graha Sarana (VIVERE group) di Sukaharja, Tangerang, Banten.
Perusahaan yang telah menerapkan transformasi digital Industri 4.0 dan menjadi salah satu pembicara dalam rangkaian seminar acara Hannover Messe 2021 beberapa waktu lalu ini telah menerapkan 6M dan 3T yang merupakan singkatan dari SE No. Industri. Mulai tahun 2021. Produsen furnitur kelas premium ini kebanyakan untuk pasar ekspor.
Dalam peraturan tersebut, terdapat kewajiban untuk melaksanakan protokol kesehatan yang meliputi 6M: memakai masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau cairan desinfektan, menjaga jarak, menghindari dan mencegah keramaian, menghindari makan bersama, dan meminimalkan gerakan tidak langsung terkait pekerjaan. aktivitas.
Sedangkan 3T merupakan skrining awal (testing), penelusuran (tracing) dan pengobatan (treatment) untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.
Dijelaskannya, “Protokol kesehatannya sangat baik, karena menerapkan anjuran yang ditetapkan pemerintah, seperti memeriksa pekerja, kemudian melengkapinya dengan aplikasi Care Protect, agar lebih objektif.”
Bhutto menghimbau kepada perusahaan agar selalu tertib pelaporan IOMKI yang dilakukan secara elektronik melalui portal Sistem Informasi Industri Nasional atau SIINAs (siinas.kemenperin.go.id).
Bhutto mengatakan Kementerian Perindustrian juga mendorong percepatan vaksinasi terhadap pekerja industri. Melalui upaya tersebut diharapkan produktivitas manufaktur nasional akan meningkat, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun untuk ekspor.
“Di PT. Sumber Graha Sejahtera, vaksinasi dilakukan dengan baik, dan jika kita melihat perusahaan, 98,1% pekerjanya divaksinasi, maka di PT. Gema Graha Sarana sudah 97 persen divaksinasi,” kata Bhutto.
Dengan upaya menjaga produktivitas manufaktur melalui IOMKI, PT menambahkan Pj. General Manager Agro, PT. Sumber Graha Sejahtera mampu meningkat hingga 20 persen.
Sebelumnya, 50% produknya dipasarkan untuk kebutuhan dalam negeri dan sisanya untuk ekspor. Sedangkan pada saat wabah, 70 persen produk untuk ekspor dan 30 persen untuk kebutuhan dalam negeri.
“Hal ini terjadi karena terganggunya kegiatan industri di beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan negara-negara produsen lainnya karena pandemi, sehingga kami dapat mengambil pasar ekspor dari negara-negara pesaing,” kata Bhutto.
COO / Manajer Produksi di PT. Sumber Graha Sejahtera, Rudiyanto Tan menyambut baik upaya pemerintah untuk terus mendukung kemajuan industri pengolahan kayu dan mebel, terutama yang berorientasi ekspor.
“Melalui langkah-langkah yang diambil pemerintah, khususnya penerapan IOMKI, kita tetap bisa bersaing di masa pandemi. Dan juga itu, banyak alat yang dikeluarkan oleh pemerintah juga memungkinkan kami untuk terus beroperasi, sehingga kami dapat terus bersaing dengan negara lain di pasar ekspor.”
Sementara itu, CEO VIVERE Group, Dedy Rochimat menyambut baik dukungan pemerintah agar kegiatan industri dapat tetap berjalan di masa pandemi Covid-19, serta proses pengembangan kapasitas perusahaan yang berkelanjutan, sehingga produktivitas perusahaan dapat tetap terjaga.
“Tentu di saat seperti ini sangat penting mendapat dukungan dari pemerintah, karena situasi saat wabah sangat sulit. Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah dan pelaku industri, situasi sulit ini bisa teratasi,” ujarnya. ditambahkan.