fenomena hujan meteor Perseid astronomi akan mencapai puncaknya pada Kamis dan Jumat 12-13 Agustus 2021.
Fenomena ini dapat disaksikan oleh masyarakat umum atau dengan mata telanjang tanpa perlu bantuan apapun.
Dikutip dari laman Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), hujan meteor Perseid aktif mulai 17 Juli hingga 24 Agustus 2021. Namun, waktu puncaknya terjadi pada 12-13 Agustus 2021.
Peneliti Pussainsa Lapan Andi Pangerang menjelaskan, hujan meteor Perseid dapat terlihat hingga Kamis malam (8/8/2021).
“Itu bisa dilihat mulai besok malam (12 Agustus) hingga keesokan paginya (13 Agustus), 20 menit sebelum matahari terbit,” kata Andy, Rabu (11/8/2021).
Lantas, apa istimewanya hujan meteor Perseid?
Andy menjelaskan, bahwa dari dua belas hujan meteor besar tahunan (hujan meteor besar: intensitas per jam lebih dari 10 meteor), hujan meteor Perseid adalah yang paling intens.
“Intensitas di puncak (titik di atas kepala kita) bisa mencapai 150 meteor per jam,” katanya.
Dia melanjutkan, mengatakan bahwa hujan meteor sangat kuat sehingga memungkinkan untuk melihat lebih banyak hujan meteor daripada hujan meteor lainnya.
Namun, sambungnya, saat berada di Indonesia, intensitasnya antara 60-90 meteor per jam.
Hal ini dikarenakan elevasi titik radian saat mencapai puncaknya (mencapai titik tertingginya) di Indonesia berkisar antara 21-38 derajat.
Andy juga mengatakan bahwa intensitas maksimum hujan meteor juga dipengaruhi oleh ketinggian titik radian saat puncaknya.
“Semakin mendekati puncak, semakin tinggi intensitasnya,” tambahnya.
Menurut Andi, waktu menontonnya sekitar pukul 06.30 pagi. Namun, sudah saatnya di Indonesia menyesuaikan wilayah.
“Karena wilayah WITA, WITA dan WIT agak luas. Jadi masih ada penyesuaian untuk bujur setempat,” kata Andy.
Misalnya, kata dia, matahari terbit di Surabaya 30 menit sebelum di Jakarta. Kemudian matahari terbit di Aceh 40 menit setelah terbit di Jakarta.
Waktu puncak
Aktivitas Perseid memuncak pada Kamis (12/8/2021) malam pukul 20.00 WIB.
“Namun titik radian Perseid ini terbit sekitar tengah malam dan puncaknya menjelang matahari terbit. Arahnya dari utara dan timur laut ke utara,” ujarnya.
Andy mengatakan, sertifikasi dapat dilakukan dengan dua cara.
Jika cuaca cukup cerah, tidak ada penghalang, dan polusi cahaya minimal, cukup untuk melihatnya dengan mata kepala sendiri.
“Ya,” katanya, “mata (matanya) diarahkan ke utara dan timur laut ke utara.”
Kemudian jika Anda menggunakan kamera untuk merekam, Anda dapat menggunakan kamera all-sky yang orientasinya omnidirectional (360 derajat).
“Tapi untuk sky camera cukup mengarahkan ke ketinggiannya saja, karena bidang pandangnya sudah 360 derajat,” pungkasnya.